Permukaan Air yang Selalu Datar, PERTANDA BUMI TIDAK BULAT
Permukaan air baik permukaan air
laut, air danau ataupun air sungai sepenuhnya rata, selama tidak dipengaruhi
oleh angin, pasang surut, gempa bumi dan sebagainya. Dan sudah merupakan bagian
dari ilmu pengetahuan alam bahwa air dan cairan lainnya akan selalu menemukan
tingkat permukaan dan tetap datar.
Permukaan bagian atas cairan yang
diam adalah bidang horizontal. Sebab, jika suatu bagian dari permukaan memiliki
tingkat yang lebih tinggi dari pada bagian lainnya, maka bagian-bagian air atau
cairan yang menempati tingkat yang lebih rendah akan memberi tekanan pada bagian
sekitarnya dalam porsi yang lebih besar dari pada tekanan yang diterimanya,
sehingga genangan akan terjadi di antara partikel-partikel dan berlanjut hingga
tidak ada gerakan lagi pada tingkat yang lebih tinggi dari tingkat lainnya,
yakni hingga permukaan yang lebih atas dari keseluruhan massa cairan menjadi
suatu bidang horizontal (W.T. Lynn, First
Principles of Natural Phylosophy).
Secara akal sehat, sifat dasar
cairan adalah mencari wadah dan membentuk tingkat permukaan termasuk samudera
yang sangat luas. Hal ini akan terjadi apabila hamparan bumi berbentuk datar.
Akan tetapi bila bumi berbentuk bulat, maka semua permukaan air yang ada di
dalam bumi pasti memiliki tingkat kecembungan tertentu dan ini bertentangan
dengan sifat dasar air yang akan selalu rata.
Jika kita hidup dalam bumi berbentuk bulat, maka
semua kolam, danau, rawa, terusan dan samudera, setiap bagian akan membentuk
cembungan atau setengah lingkaran yang melengkung ke bawah dari titik tertinggi
di tengah. Sebagai contoh, jika bumi yang bentuknya bulat memiliki lingkaran
keliling 25.000 mil sebagaimana teori yang dikatakan NASA dan para astronom modern,
maka trigonometri bola menentukan bahwa semua permukaan air diam pasti cembung
dengan ukuran yang mudah diukur, yaitu sekitar 8 inci per mil dikalikan dengan
kuadran jarak. Ini berarti pada sepanjang 6 mil air diam, bumi akan terbenam
hingga 6 kaki pada kedua ujung dari titik tertinggi di tengah.
Gambar percobaan Dr. Rowbotham
Seorang peneliti yang bernama Dr.
Rowbotham melakukan eksperimen dengan menancapkan tujuh bendera di sepanjang
tepian laut, masing-masing terpisah jarak 1 mil, dan puncak bendera diposisikan
5 kaki di atas permukaan air. Di sebelah bendera terakhir, ditaruh bendera yang
tiangnya lebih panjang, yaitu tiang 8 kaki yang mengibarkan bendera berukuran 3
kaki, supaya bagian bawah bendera 3 kaki itu tetap sejajar dengan bagian puncak
bendera bendera lainnya. Kemudian ia memasang teleskop pada ketinggian 5 kaki
di belakang bendera pertama dan memulai pengamatannya.
Jika bumi yang bentuknya bulat
dengan keliling lingkaran 25.000 mil, maka ketinggian masing-masing bendera
yang ditaruh berurutan tentunya semakin jauh akan mengalami penurunan
ketinggian secara stabil dan bertahap, di bawah ketinggian bendera terakhir.
Bendera pertama dan kedua fungsinya menetapkan garis pandang, bendera ketiga
harus lebih rendah 8 inci dari bendera kedua, bendera keempat harus lebih rendah
32 inci, bendera kelima 6 kaki, bendera keenam 10 kaki 8 inci, dan bendera
ketujuh harus 16 kaki 8 inci di bawah garis pandang. Tapi dari hasil
pengamatannya, tidak satu inci lengkungan pun yang terdeteksi dan semua bendera
berjajar sempurna, selaras dengan permukaan yang rata.
Karena semua genangan air memiliki permukaan
yang rata, tanpa ada bagian lebih tinggi dari yang lain dan semua lautan saling
terhubung, berarti semuanya kurang lebih memiliki tingkat kerataan yang sama,
ini membuktikan bahwa bumi tidak bulat.
Sumber: The Flat Earth Conspiracy
Ok
ReplyDelete